News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kisah Hidup Prof Dessy R Emril (2)

Kisah Hidup Prof Dessy R Emril (2)



Sejak Kecil Dikenal Cerdas, Perfeksionis dalam Meniti Karier

------

 Lahir di Pekanbaru 23 Desember 1975, Dessy R Emril berasal dari keluarga terdidik.


Ayahnya Drs Emril Daini seorang pengelola yayasan pendidikan.


Sedangkan ibunya Ahdimar Munaf seorang guru SMA.


Sejak usia tiga bulan, Dessy sudah berpisah dengan orang tuanya. Ia dibesarkan kakek dan nenek bersama tantenya.


“Karena waktu kecil itu saya sakit-sakitan. Saya juga nggak tahu, saya tanya kenapa saya dibesarkan oleh kakek, nenek, dan tante saya, tidak oleh papa mama saya. Kalau yang saya ingat karena saya agak sakit-sakitan waktu kecil saya lupa sakit apa. Hingga dari umur 3 bulan saya sudah dibesarkan oleh kakek dan nenek saya,” ujarnya.


Dari ketiga orang yang mengasuhnya, Dessy mendapat banyak pelajaran hidup. Mereka adalah Abdul Munaf, Ratna Kasihan dan tantenya Hajisma.


Dengan telaten ketiganya merawat dan membesarkannya, hingga Dessy tumbuh menjadi gadis imut yang periang.


Dessy mendapatkan kasih sayang yang lebih dari ketiga orang tersebut.


Terlebih sosok kakeknya Abdul Munaf yang juga seorang mantri kesehatan kemudian menjadi figur yang paling berpengaruh dalam hidupnya, dan membentuk karakternya hingga dewasa.


“Kakek adalah orang yang paling menginginkan saya menjadi dokter. Yang saya ingat tentang kakek, beliau adalah orang yang selalu memperjuangkan saya, membela saya, dan apa pun akan beliau kerjakan untuk saya,” sebutnya.


Dessy kecil mengenyam pendidikan di SD Teladan Pekanbaru. Kepintarannya sudah terlihat sejak usia dini.


Nalurinya untuk belajar begitu kuat. Meski baru berusia empat tahun, Dessy sudah masuk kelas sekolah dasar.


Kebetulan, tantenya menjadi guru di sekolah itu, dan sering membawa Dessy ikut bersamanya.


“Saya nggak tahu, waktu itu saya dianggap murid ecek-ecek. Saya ingat, waktu itu saya tidak pakai seragam merah putih. Seingat saya pakai baju yang beda, abu-abu putih atau hitam putih. saya tidak peduli, yang penting saya sekolah,” kenangnya.


Kepintaran Dessy kian terlihat saat pembagian rapor. Ia selalu menjadi juara kelas.


Hingga akhirnya Dessy kecil kemudian diakui sebagai murid sungguhan dan naik kelas.


”Syaratnya akte saya diubah. Jadilah saya lahir tahun 1974 di situ, sebenarnya saya lahir tahun 1975,” ungkapnya mengenang masa lalu.


Pada usia kelas 4 SD, orang tua Dessy kembali menjemput Dessy tinggal bersama.


Waktu itu nenek dan kakeknya merasa kehilangan, meskipun akhirnya harus merelakan Dessy kembali bersama keluarga intinya.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar