News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kisah Hidup Prof Dessy R Emril (1)

Kisah Hidup Prof Dessy R Emril (1)












Profesor Muda yang Bersinar di Kancah Internasional


Tumbuh menjadi gadis imut yang periang. Pintar menyanyi dan menari. Seumpama bunga, Dessy R Emril mekar dalam taman kasih sayang dan selaksa cinta Abdul Munaf dan Ratna Kasihan, kakek dan neneknya. Keduanya pula yang menanamkan nilai-nilai hidup dan membentuk karakternya sampai dewasa kelak.

* * *


Energik, lugas, dan pintar. Kepribadian itu melekat kuat pada sosok Prof Dr dr Dessy Rakhmawati Emril SpS(K).


Saat ditemui Serambinews.com, akhir Maret lalu, wanita berparas ayu ini tengah bersiap mengisi sebuah acara.


Setelan seragam biru, khas seorang dokter membalut tubuhnya yang imut.


"Sore ini, kebetulan ada jadwal syuting menyanyi bersama rekan-rekan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Aceh," ujarnya.


Dessy Rakhmawati Emril atau dikenal dengan nama Dessy R Emril bukan sosok wanita biasa.


Ia dikenal sebagai dokter spesialis saraf, peneliti dan dosen di Fakultas Kedokteran Unsyiah.


Namanya tercatat dalam berbagai literasi kedokteran.


• Nenek Penjual Jajanan Ditipu Wanita, Uang dan Dagangannya Dibawa Kabur, Terpaksa Pulang Jalan Kaki


Terutama untuk bidang keilmuan penatalaksanaan nyeri (pain management) yang konon masih sedikit para ahli menguasainya.


Buah karya dan hasil temuannya di bidang pain management kini kerap menjadi rujukan dalam berbagai literasi ilmu saraf.


“Saya suka meneliti, dan ingin terus belajar karena itu menjadi passion saya dalam hidup,” tuturnya.


Di sore yang lengang itu, Dessy ditemani Puty, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsyiah yang sedang mengambil program pendidikan dokter spesialis.


“Kami menyebutnya ‘residen’,” katanya.


Sejak beberapa tahun terakhir, Dessy memang menjabat sebagai “kepala sekolah” (Ketua Program Studi) bagi puluhan residen’ di Fakultas Kedokteran Unsyiah yang sedang mengambil pendidikan spesialis saraf yang menjadi bidang keahliannya.


Sebagai “kepala sekolah”, Dessy terlihat akrab dan dekat dengan para residennya.


Di tengah suasana santai dan sejuk itu, Dessy bercerita banyak hal. Tentang kisah hidup dan perjalanan kariernya.


“Saya ini tipe orangnya perfeksionis,” ucapnya tentang sisi lain dari hidupnya.


Selama 20 tahun bergelut dengan dunia pendidikan dan penelitian, Dessy R Emril telah berkontribusi banyak dalam ilmu kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat.


Antara lain sosoknya menjadi figur penting di balik kelahiran pusat pendidikan dan pelatihan (fellowship) pain management (penatalaksanaan nyeri) di RSUZA Banda Aceh yang kemudian menjadi fellow pain management neurologi satu-satunya di Indonesia.


Beberapa hasil penelitiannya kerap dipakai, dan diterapkan dalam pengobatan pasien dengan keluhan nyeri dan nyeri kepala. Di forum internasional, ia juga kerap diundang menjadi pembicara.


Tepatnya hari ini, Rabu 19 Agustus 2020, Dessy R Emril kembali menancapkan tonggak sejarah baru dalam hidupnya.


Di usianya yang relatif muda 44 tahun, Dessy resmi menyandang gelar profesor, dan satu-satunya wanita guru besar termuda yang dimiliki Unsyiah saat ini dalam bidang ilmu penyakit saraf.


Proses pengukuhan gelar akademik tertinggi itu berlangsung secara virtual karena pandemi covid-19, di Gedung ACC Dayan Dawood Unsyiah.


Pengukuhan gelar akademik tertinggi itu dipimpin Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng dihadiri undangan terbatas.


Memang tidak mudah untuk menggapai impian menuju puncak karier itu.  


Dessy butuh perjuangan panjang, dan usaha keras untuk meraihnya. Pengajuan berkas persyaratan untuk gelar profesor dimulai pada Mei 2019.


Disertai dukungan teman dekat, keluarga dan para seniornya, ia membulatkan tekad mengajukan berkas ke Kemendikbud.


Antara lain berupa hasil karya ilmiah yang dimuat di jurnal nasional dan internasional serta beberapa judul buku yang ditulisnya.


Tidak ada kendala berarti, proses penelitian berkas berjalan normal. Beberapa bulan kemudian, atau pada 1 Desember 2019 Kemendikbud mengeluarkan SK, dan Dessy ditetapkan sebagai guru besar Unsyiah dalam bidang ilmu penyakit saraf dengan angka kredit 859 dalam jabatan Lektor Kepala.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar