News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ishak Daud, Sosok Panglima GAM yang Taat, Dielukan Bak Aktor Hollywood

Ishak Daud, Sosok Panglima GAM yang Taat, Dielukan Bak Aktor Hollywood



Sekilas dua kuburan berdampingan itu tampak tertata rapi. Berpagar besi.


Pada bagian atasnya tertupi atap seng.


Di depannya terlihat simbol bintang bulan dengan latar merah darah, serupa bendera GAM.


Di bagian kepala terukir nama "Ishak bin Daud".


Latarnya juga serupa dengan bendera GAM.


Sejak 15 tahun lalu, di kuburan itu bersemanyam seorang tokoh GAM yang pada masa hidupnya amat disegani dan dihormati.


Dia lah Ishak Daud, Panglima GAM Wilayah Peureulak, Aceh Timur, bersama istirnya Cut Rostina.


Ishak Daud dan istrinya dimakamnkan di Desa Blang Geulumpang, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Persinya sekitar 300 meter dari rumah ibundanya, Nuriah.


Semasa hidupnya, Ishak Daud mengangkat senjata bergerilya untuk memerdekakan Aceh dari Indonesia.


Namun cita-cita perjuangannya terhenti.


Pada 8 September 2004, sepasukan TNI mengepung Alue Nireh, Aceh Timur.


Saat itulah sebutir peluru mengenai dahinya.


Ia tertembak.


Darah mengalir mdmbashi wajahnya.


Saat detik-detik terakir itu, Cut Rostina, sang istri yang setia masih mendampingi Ishak Daud.


Setelah pertempuran reda, belakangan ditemukan Cut Rostina juga ikut meninggal dengan luka tembak.


Termasuk dua pengawal Ishak Daud.


Berita meninggalnya Ishak Daud cepat beredar di kalangan warga.


Media massa kemudian memberitakannya, Ishak Daud meninggal dengan puluhan peluru bersarang di tubuhnya.


Juga Cut Rostina, istri tercinta almarhum.


Drama pertempuran itu mengakhiri perjuangan Sang Panglima.


Seluruh gerilyawan GAM berduka. Empat hari kemudian GAM secara resmi mengumumkan syahidnya Ishak Daud.


Kini, tepat 8 September 2019, genap 15 tahun peristiwa syahidnya Ishak Daud menjadi sejarah kelam konflik Aceh.


Ishak Daud dikenal sebagai Panglima GAM yang amat dihormati, dan disegani.


Ia juga seorang pimpinan GAM yang dikenal taat.


Banyak mata juga mengagumi Ishak Daud karena ketampanannya. Bak seorang aktor di film bollywood atau holywood.


Namun di balik sosoknya yang tegas, Ishak amat menyayangi keluarganya.


"Saya melihat Ishak memeluk anak laki-lakinya Ambiya dengan erat. Ada kerinduan yang bisa saya lihat dari moment pertemuan Ishak dan keluarganya." tulis Nani Afrida dalam catatan pribadi berjudul "Panglima Ishak Daud di Mata Saya".


Testimoni berseri itu dimuat di blog pribadinya "Catatan Kecil" pada 2013 itu juga bercerita tentang

momen saat ia dan beberapa jurnalis bertemu Ishak Daud dalam upaya bernegosiasi membebaskan Ferry Santoro, kameraman RCTI yang disandera GAM.


Sempat menjadi reporter untuk The Jakarta Post beberapa tahun, Nani Afrida, salah satu jurnalis perempuan Aceh, kini memilih berkarier di Kantor Berita Turki sebagai Chief Correspondent Anadolu Agency.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar