Persiraja harus kembali meratapi nasibnya.
Satu pemain bintang yang dipuja-puji selama ini Assanur "Torres" Rijal, memutuskan untuk hijrah ke Persis Solo.
Berita kepindahan Torres bagai petir menggelegar di siang bolong.
Mengejutkan dan menghentak tiba-tiba di tengah mendung merundung Laskar Lantak Laju, yang baru saja tersingkir dari Piala Menpora 2021.
Keputusan Torres itu telah membuat heboh publik pecinta sepakbola Tanah Rencong.
Lelaki mungil dari Lambeugak, Aceh Besar itu menyatakan telah berpamitan kepada manajemen Persiraja.
Ia datang dengan niat baik menghadap sang presiden Laskar Rencong. Ia mengutarakan isi hatinya untuk hijrah ke Persis Solo.
Persiraja menerima keputusan itu dengan tangan terbuka, dengan satu harapan kelak Torres mampu meraih mimpinya bersama Persis Solo, dan mengharumkan nama Aceh di kancah sepak bola nasional.
Kini Torres sudah dapat dipastikan tak lagi berseragam orange. Si petempur udara yang lincah itu telah hampir menjadi milik klub lain.
Torres yang berusia 25 tahun ingin meniti kariernya bersama Persis Solo, klub milik anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Persis Solo tampaknya begitu berambisi untuk bisa lolos dari kompetisi Liga 2 menjadi tim yang kelak mampu belaga di Liga 1.
Segala upaya dilakukan Persis Solo, termasuk membajak pemain-pemain berkualitas dari klub Liga 1 seperti halnya Torres. Mengapa Torres? Inilah yang mungkin disebut sebuah momentum.
Torres telah berhasil meyakinkan Persis Solo dengan penampilannya yang memukau saat Persiraja melakoni tiga kali laga di Piala Menpora 2021.
Meski kans Persiraja kandas di tengah jalan, namun penampilan Torres bersama Persiraja rupanya telah menyihir para pemilik klub untuk mengejar tanda tangannya.
Auranya yang bersinar di lapangan hijau, meyakinkan Persis Solo, tim yang sedang jor-joran membeli pemain, untuk meminang Torres bergabung dengan Laskar Sambernyawa.
Status Assanur "Torres" Rijal yang bebas transfer di Persiraja semakin membuka peluang bagi Torres pindah ke klub mana saja yang ia inginkan.
Tapi di balik itu semua, tentu saja ada faktor yang memang sulit untuk dinafikan soal kepindahan Torres ke Persis Solo.
Rumor yang berkembang, Persis Solo menawarkan nilai kontrak yang tinggi untuk seorang Torres hingga tiga kali lipat yang diberikan Persiraja.
Sosok Torres memang sedang di atas angin kini. Namanya kian bersinar bak seorang "raising star".
Itu telah ia buktikan selama tampil di Piala Menpora 2021 bersama skuad Laskar Rencong.
Hingga saat ini Assanur Torres Rijal masih menjadi top scorrer Piala Menpora 2021, dengan mengoleksi empat gol.
Namun tak mungkin bisa bertambah karena Persiraja gagal lolos ke babak perempat final Piala Menpora 2021.
Satu di antara penampilan memukau Torres ketika ia membungkam Persita Tangerang dengan skor 3-1. Torres mencatatkan hattrick pada laga tersebut.
Sementara gol keempatnya lahir saat Persiraja tumbang 1-2 dari Persib Bandung pada laga pemungkas Grup D, yang sekaligus memupuskan mimpi tim Laskar Rencong lolos ke fase perempat final.
Kompetisi Liga 1 Musim 2020 kembali ditunda, hal ini disebabkan karena kondisi pandemi di Tanah Air belum sepenuhnya bisa dikendalikan. (Kiriman Pemain Persiraja)
Torres sesungghunya lahir dari rahim sepak bola lokal. Publik terlanjur dibuat jatuh cinta oleh pemain asal Lambeugak, Kuta Cot Glie, Aceh Besar itu.
Torres benar-benar muncul sebagai sosok idola baru bagi pendukung setia Persiraja di musim pertamanya berkostum Laskar Rencong.
Ia juga pemain kunci harapan Laskar Rencong.
Hampir semua pertandingan, Torres tak pernah absen menyumbangkan gol.
Torres bergabung dengan Persiraja pada tahun 2019 lalu.
Di musim perdananya, ia langsung mengemas 12 gol di Liga 2 kala itu. Hanya selisih dua gol di bawah top skor, Silvi Irfani (Persita).
Torres kemudian turut andil membawa Persiraja menjadi tim promosi ke Liga 1 musim 2020.
Ketika laga penentu lawan Sriwijaya tersebut, ia mencetak gol tunggal pada menit ke-53 membuahkan satu tiket promosi Liga 1 2020 untuk Persiraja. Torres juga pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik pada Liga 3 saat membela Aceh United.
Kepergian Torres dari Laskar Rencong sebetulnya tak perlu ditangisi, meskipun terasa pahit dan getir.
Sebab ini adalah sepakbola.
Sebuah permainan universial yang penuh kejutan dan oportunitas. Apabila ada yang datang dan pergi, itu sebuah hal yang wajar.
Wajar karena setiap pemain sepak bola adalah manusia. Manusia yang dilahirkan ingin menjadi yang terbaik, dan berkembang. Assanur "Torres" Rijal tampaknya memegang prinsip itu.
Publik sepakbola di Aceh layaknya bersikap dewasa atas keputusan Torres.
Sebab begitulah yang diajarkan di sekolah sepak bola profesional.
Sekelas mega bintang Cristiano Ronaldo saja terpikat untuk pindah ke Juventus dari klub Real Madrid yang telah membesarkannya selama bertahun tahun, lalu apalah artinya seorang Torres?
Gelandang Persiraja, Assanur 'Torres' Rijal mencoba melepaskan diri dari kawalan pemain bawah BaBel United FC dalam duel lanjutan Liga 2 musim 2019, di Stadion H Dimurthala, Lampineung, tadi malam. Persiraja menang telak 4-1. (SERAMBI/HENDRI)
Apa pun kenyataannya, sepahit apa pun kondisinya, Persiraja kini tengah berada di persimpangan jalan. Ambisi tim Laskar Rencong menatap bergulirnya Liga 1 yang bakal dihelat sekitar Juni nanti semakin berat.
Torres adalah pemain kesekian yang melepaskan seragam orange kebesaran Persiraja.
Sebelumnya Persiraja juga telah kehilangan dua pemain asingnya Thomas Adam Mitter, yang akhirnya menarik diri dari ikatan kontrak dengan Persiraja karena lanjutan kompetisi Liga 1 yang tak jelas bergulir.
Adam Mitter kini bergabung dengan Rayong FC, yakni klub di Thailand pada Thai Premier League.
Sedangkan Bruno Dybal yang berasal dari Brazil sudah bergabung dengan klub liga Uni Emirat Arab, Masfout Club.
Baru-baru ini Persiraja juga melpas Gabriel do Carmo yang merupakan eks striker Persela Lamongan yang sempat menjadi andalan Persiraja di Piala Menpora 2021.
Gabriel dilepas Persiraja karena dinilai tidak sesuai dengan karakter permainan Persiraja.
Adam Mitter saat berebut bola dengan tim PON Aceh. (For Serambinews.com)
Memang begitulah sepak bola.
Ada yang datang dan ada yang pergi.
Ini pula yang dirasakan Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani seperti yang ia torehkan dalam status Facebooknya:
"Jangan menghujat mereka yang ingin pergi, jangan juga merendahkan mereka yang memilih tinggal”.
“Tuhan telah menuliskan garis tangan setiap manusia. Tugas setiap hamba adalah berusaha, sisanya Allah yang menentukan”.
“Kita akan terus bertarung. Kita tidak akan pernah biarkan orang lain merendahkan Tanah Rencong ini”.
“Kalau memang kita semua lahir di Tanah bersejarah ini, tidak perlu merendahkan apa yang telah orang lakukan untuk tanah ini”.
“Aku, kamu semua kita tetap percaya, bahwa orang-orang datang dan Pergi dari Rumah di Murthala, tapi kebanggaan lambang didada tidak akan pernah mati....".(*)
Editor's Choice
Tidak ada komentar:
Posting Komentar