Cut Dayang Sari dan ketiga anak kembarnya Muhammad Syahril Athaya, Muhammad Syahrial Athaya dan Muhammad Syahrul Athaya. |
DUA belas tahun lalu, Cut Dayang Sari tak pernah menyangka bakal dikaruniai anak kembar tiga.
Padahal usianya kala itu sudah menanjak 41 tahun, sebuah fase yang rawan dan riskan bagi seorang perempuan bisa melahirkan dan punya anak.
Tapi Allah punya rencana lain.
Pada awal 2008 itu, Cut Dayang harus menghadapi kenyataan. Hasil USGG menunjukkan ia mengandung tiga janin sekaligus. Ketiganya berjenis kelamin laki-laki.
"Alhamdulillah sekarang mereka tumbuh normal seperti anak-anak lainnya. Ketiganya sekarang sudah bersekolah di kelas 6 SD, tahun ini sudah masuk SMP," ujar Cut Dayang Sari yang ditemui Serambinews.com di sela acara temu ramah alumni karyawan Harian Serambi Indonesia yang berlangsung di Kantor Mabes Harian Serambi Indonesia, Pagar Air, Aceh Besar, Kamis (27//2/2020).
Dalam banyak kasus kelahiran bayi kembar memang menjadi satu tantangan tersendiri bagi setiap ibu, dan keluarganya.
Tak jarang orang tua si bayi kerap menemukan kendala dalam merawat dan membesarkan mereka. Terutama dalam hal pemberian asupan dan ASI.
Kasus terbaru yang paling nyata dialami bayi kembar tiga asal Aceh Barat Daya, Muhammad Zahid Al-Mubaraq, Muhammad Ziyad A-Mubaraq, dan Muhammad Zayyan Al-Mubaraq.
Delianai (24), sang ibu harus berjuang keras merawat ketiga buah hatinya yang masih bayi, mulai dari menyusui, memandikan, memberi air susu ibu (ASI), mengganti popok, dan hal-hal lainnya.
Perhatiannya benar-benar tercurahkan kepada ketiga anaknya dan membuatnya nyaris tidak bisa beristirahat. Energi sang ibu benar-benar habis tersedot.
Menurut Suharbi, suami dari Deliana, istrinya benar-benar kewalahan. Kakak dan tetangga sekitar bahkan sering ikut membantu istrinya.
"Memandikan dibantu kakak, ada juga beberapa tetangga datang membantu mengganti popok," kata Suharbi, kepada Serambinews.com, Selasa (25/2/2020).
Tak jauh berbeda dengan apa yang dialami Cut Dayang Sari dua belas tahun lalu.
Kehadiran tiga bayi kembar dalam keluarganya juga menyita banyak perhatian.
Segala upaya dan curahan kasih sayang dilakukan Cut Dayang dengan penuh perjuangan.
Bahkan air susu ibu atau ASI yang dimilikinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan ketiga bayinya.
Praktis ia hanya mampu menyusui selama tiga bulan. Selebihnya ketiga bayi dibantu dengan susu formula.
"Sekitar tiga bulan memberi ASI, setelah itu diganti dengan susu formula Nan," ujarnya.
Perjuangan merawat dan membesarkan ketiga bayi kembarnya semakin menemui tantangan tatkala Cut Dayang harus menghadapi kenyataan, tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali.
Ia mengalami kelumpuhan seusai bersalin. Tapi waktu itu ia mendapat dorongan penuh dari dr Andalas SpOG yang sejak awal menangani persalinan agar Cut Dayang tidak putus asa.
"Saya diminta untuk bergerak, dan berlatih terus untuk jalan. Alhamdulillah semuanya bisa terlewati hingga kaki saya bisa berjalan kembali," ujarnya.
Mantan karyawan Serambi Indonesia ini menuturkan suatu hal yang wajar apabila kelelahan dan puncaknya membuat pikiran stres bagi seorang ibu yang melahirkan bayi kembar.
"Waktu masih kecil wajarlah capek pikiran jadi stres, dan duit juga, sebab semuanya dikali tiga. Tapi kita percaya pada Allah masing-masing anak ada rezekinya. Banyak teman yang membantu, saudara, keluarga dan juga waktu itu perusahaan Serambi juga membantu," tuturnya.
Ketiga bayi kembar tersebut merupakan anak kelima dari pasangan Cut Dayang Sari dan Alfi Syahril yang bekerja sebagai wiraswasta.
Terkejut dan pasrah
Cut Dayang menceritakan, pada awal masa kehamilan, dirinya tidak pernah menduga bila akan mengandung tiga janin dalam rahimnya.
Ia juga tidak pernah punya firasat apa pun tentang janin yang berada di rahimnya.
Hanya saja, tanda-tanda jabang bayi mulai diketahui kembar tiga sudah terasa pada masa bulan keempat usia kehamilan.
Perasaan aneh ini membuat Cut Dayang heran.
"Setelah saya di USG baru ketahuan, ternyata saya mengandung tiga bayi kembar dalam rahim. Dan itu membuat saya sangat terkejut," ujarnya.
Perkembangan janin terus membesar dan tumbuh selayaknya bayi pada umumnya.
Hanya saja saat itu saat di USG ada satu bayi yang dalam posisi sungsang (posisi melintang).
Hari-hari berikutnya menjadi saat-saat yang melelahkan bagi Cut Dayang. Ia mulai tak bisa bergerak bebas. Saat berjalan pun harus menggunakan tongkat.
Kakinya juga sempat kelihatan membesar karena menahan beban ketiga bayi.
Pada bulan ke tujuh mengandung ia hanya bisa duduk dan makan. Sulit untuk bergerak.
Sesekali bayi-bayi itu bergerak dan menendang dinding perut ibunya. Kontraksi ini membuat Cut Dayang merasa sedikit cemas. Fisiknya makin lemah.
Namun ia mencoba untuk tetap tegar menanti hari-hari persalinan yang makin dekat.
Persisnya pada usia kandungan sembilan bulan, kurang satu minggu, Cut Dayang benar-benar berhadapan dengan kenyataan.
Saat itulah ketiga bayi itu mulai melesak ke bawah rahim dan otot-otot bagian perutnya mulai terasa berkontraksi lebih kuat.
Selasa siang 22 Januari 2008, Cut Dayang memasuki ruangan operasi. Sakit di bagian perutnya mulai terasa lebih kuat. Saat itu, ia hanya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah swt.
Lalu ia menutup mata dan dalam setengah tak sadar operasi yang dipimpin dr Andalas SpOG berjalan normal.
Alhasil, tiga bayi kembar kemudian terlahirkan dari rahim Cut Dayang tepat pukul 12.30 WIB hari itu.
"Bu lihat bayinya sudah lahir," kata dokter waktu itu kepadanya.
"Waktu itu saya tidak jawab apa-apa. Hanya ucapan syukur saja yang sempat terucap di tengah saya dalam kondisi setengah sadar."
Bayi pertama lahir dengan berat 2 kilogram, bayi kedua 1,7 kilogram dan bayi ketiga 1,8 kilogram.
Ini artinya berat badan ketiga bayi tersebut kurang dari berat badan bayi normal pada umumnya, yakni 2, 5 kilogram.
Sementara panjang ketiganya masing-masing 45 cm, 40 cm dan 43 cm.
Kehadiran ketiga bayi kembar itu seperti membawa Cut Dayang Sari melayang pada fase kehidupan kedua.
Apalagi kini mereka tumbuh sebagai remaja yang normal dengan wajah yang amat mirip.
"Sekarang rumah jadi rame, sebab kakaknya sudah pada gede-gede. Saya seperti menikmati fase kehidupan yang kedua, ada dunia lain yang saya rasa dengan kehadiran mereka," ujar mantan karyawan Serambi Indonesia ini.
Ketiganya kemudian diberi nama Muhammad Syahril Athaya, Muhammad Syahrial Athaya dan Muhammad Syahrul Athaya.
Sedangkan keempat anaknya yang lain sudah beranjak dewasa, dan Cut Dayang pun sudah dikarunia cucu dari perkawinan anak sulungnya.
"Sekarang sudah jadi nenek-nenek," ucapnya berseloroh.[Ansari Hasyim]
Editor's Choice
Tidak ada komentar:
Posting Komentar